Selasa, 18 Desember 2012

Aromaterapi


Aromaterapi adalah penggunaan minyak essential dari tanaman untuk meningkatkan kesehatan, vitalitas tubuh, pikiran serta jiwa dengan cara inhalasi, mandi rendam, kompres, pemakaian topical dan pijat. Pemakaian minyak essential secara komersial untuk terapi stress dan pencegahan penyakit sudah dilakukan sejak ratusan tahun. Hasil penelitian yang telah ada memperlihatkan bahwa aromaterapi dapat mempengaruhi denyut nadi, tekanan darah, kekuatan otot, kesadaran otak, temperature tubuh dan sirkulasi darah.

Aromaterapi tidak berdiri sendiri namun digabungkan dengan praktik komplementer yang lain. Menurut Davis dkk, pijat aromaterapi dan music mampu menurunkan tingkat stress kerja pada perawat di ruang gawat darurat.
Mekanisme kerja bahan aromaterapi adalah melalui system sirkulasi tubuh dan system penciuman. Organ penciuman merupakan satu-satunya indera perasa dengan berbagai reseptor saraf yang berhubungan langsung dengan dunia luar dan merupakan saluran langsung ke otak. Hanya sejumlah 8 molekul sudah dapat memicu impuls elektris pada ujung saraf. Dibutuhkan kurang lebih sekitar 40 ujung saraf yang harus dirangsang sebelum seseorang sadar bau apa yang dicium (Deveraux, 2003).

Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap di udara. Apabila masuk ke rongga hidung melalui penghirupan, akan diterjemahkan oleh otak sebagai proses penciuman. Proses penciuman terbagi dalam tiga tahap: dimulai dengan penerimaan molekul bau tersebut oleh olfactory epithelium, yang merupakan suatu reseptor yang berisi 20 juta ujung saraf. Selanjutnya bau tersebut akan di transmisikan sebagai suatu pesan ke pusat penciuman yang terletak pada bagian belakang hidung (Howard dan Hughes, 2007).

Pusat penciuman sebesar biji buah delima pada pangkal otak. Pada tempat ini berbagai sel neuron menginterpretasikan bau tersebut dan mengantarnya ke system limbic yang selanjutnya akan dikirim ke hipotalamus untuk diolah.
Bila minyak essential dihirup, molekul yang mudah menguap akan membawa unsure aromatic yang terdapat dalam kandungan minyak tersebut ke puncak hidung. Rambut getar yang terdapat di dalamnya, yang berfungsi sebagai reseptor, akan menghantarkan pesan elektrokimia ke pusat emosi dan daya ingat seseorang yang selanjutnya akan mengantarkan pesan balik ke seluruh tubuh melalui system sirkulasi (Howard dan Hughes, 2007).

Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi dengan pelepasan substansi neurokimia berupa perasaan senang, rileks, dan tenang. Melalui penghirupan, sebagai molekul akan masuk ke dalam paru-paru. Molekul aromatic akan diserap oleh lapisan mukosa pada saluran pernafasan, baik pada bronkus maupun pada cabang halusnya (bronkioli). Pada saat terjadi pertukaran gas di dalam alveoli, molekul tersebut akan diangkut oleh sirkulasi darah di dalam paru-paru. Pernafasan yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan aromatic ke dalam tubuh.

Respon bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak. Sebagai contoh, bau yang menyenangkan akan menstimulasi thalamus untuk mengeluarkan enkefalin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan menghasilkan perasaan tenang. Kelenjar pituitary juga melepaskan agen kimia ke dalam sirkulasi darah untuk mengatur fungsi kelenjar lain seperti tiroid dan adrenal. Bau yang menimbulkan rasa tenang akan merangsang darah di otak yang disebut raphe nucleus untuk mengeluarkan sekresi serotonin yang menghantarkan kita untuk tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar